Wednesday, October 20, 2010

Iman Yang Menyelamatkan

Terobosan Iman Rahab

Rahab merupakan tokoh Alkitab yang sangat istimewa. Nama Rahab muncul dalam daftar pahlawan Iman yang tercatat dalam Kitab Ibrani.

Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik. – Ibr 11:31

Bandingkan dengan nama-nama lainnya dalam daftar tersebut: Habel, Henokh, Nuh, Abraham, Sara, Ishak, Yakub, Yusuf, Musa, Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel. Bahkan Yosua sendiri tidak tercatat dalam daftar itu.

Surat Yakobus hanya memberikan dua nama dalam daftar pahlawan iman yaitu Abraham dan Rahab si pelacur!

Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain? – Yak 2:25

Tidak hanya dalam daftar pahlawan iman. Nama Rahab juga muncul dalam daftar silsilah Yesus.

Salmon memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria. – Mat 1:5-6

Bayangkan, Yesus, Pencipta Langit dan Bumi, sang Juru Selamat umat manusia, mempunyai nenek moyang seorang perempuan sundal! Bagaimanakah perempuan sundal yang berasal dari Yerikho ini bisa muncul dalam sebagai pahlawan dalam Alkitab?

Misi Rahasia

Cerita mengenai Rahab dimulai dengan dikirimnya dua orang pengintai oleh Yosua.

Yosua bin Nun dengan diam-diam melepas dari Sitim dua orang pengintai, katanya: "Pergilah, amat-amatilah negeri itu dan kota Yerikho." – Yosua 2:1a

Pada tema minggu pertama kita sudah melihat bagaimana Tuhan sudah berjanji kepada Yosua untuk memimpin bangsa Israel masuk ke Tanah Perjanjian. Dan Yosua sadar dan sangat percaya akan hal ini (Yos 1:10-11).

Jika memang Yosua sudah yakin bahwa Tuhan akan memberikan Tanah Perjanjian, mengapakah Yosua tetap mengirim mata-mata? Apakah Yosua tidak percaya kepada Tuhan? Sama sekali tidak! Walaupun Tuhan sudah memberikan janjiNya, tidak berarti Yosua dapat duduk-duduk santai dan melihat Tuhan bekerja. Bahkan setelah Tuhan meruntuhkan tembok kota Yerikho dalam pasal 6 orang Israel tetap harus masuk ke dalam kota dan berperang melawan tentara Yerikho.

Jumlah pengintai yang dikirim juga hanya 2. Dibandingkan dengan Musa yang mengirim 12 orang pengintai termasuk Yosua, 40 tahun sebelumnya (Bil 13). 10 dari 12 pengintai yang dikirim Musa kembali dengan membawa kabar negatif yang hampir membuat bangsa Israel tidak jadi masuk tanah Kanaan. Hanya dua pengintai, yaitu Yosua dan Kaleb, yang membawa kabar baik.

Yosua mengirim para pengintai ini sec ara rahasia. Hal ini juga tidak sama dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh Musa, dimana segenap bangsa Israel mengetahuinya. Sedangkan kedua pengintai ini hanya akan melaporkan hasil pengintaian mereka kepada Yosua.

Yosua memerintahkan mereka untuk mengintai negeri Tanah Perjanjian dan terutama kota Yerikho. Dari perintah ini terbukti bahwa Yosua adalah seorang ahli militer yang handal karena Yerikho adalah kota pintu masuk ke Tanah Perjanjian. Dari Yerikho, tentara Israel dapat melebarkan penaklukan mereka ke arah Utara, Barat dan ke Selatan dari Tanah Perjanjian.

Dosa Rahab

Maka pergilah mereka dan sampailah mereka ke rumah seorang perempuan sundal, yang bernama Rahab, lalu tidur di situ. – Yos 2:1b

Selanjutnya dicatat bahwa kedua pengintai ini kemudian tiba di rumah Rahab dan menginap di situ. Kemungkinan besar alasan mereka menginap di rumah Rahab adalah karena ditempat itu orang asing sering menginap sehingga tidak terlalu menarik perhatian. Alasan lain adalah karena lokasi rumah Rahab yang menempel dengan tembok kota Yerikho. Tetapi satu hal yang pasti, Tuhan menuntun mereka untuk datang ke rumah Rahab.

Namun dari Yosua 2:2-3 kita mendapati bahwa misi rahasia kedua pengintai ini ternyata diketahui oleh raja Yerikho. Raja Yerikho kemudian menyuruh orang ke rumah Rahab, untuk meminta agar kedua pengintai itu diserahkan. Tetapi Rahab sudah menyembunyikan mereka di atap rumahnya. Mengapa Rahab menyembunyikan orang tidak dikenal bahkan merupakan musuh dari bangsanya sendiri?

Tetapi perempuan itu telah membawa dan menyembunyikan kedua orang itu. Berkatalah ia: "Memang, orang-orang itu telah datang kepadaku, tetapi aku tidak tahu dari mana mereka, dan ketika pintu gerbang hendak ditutup menjelang malam, maka keluarlah orang-orang itu; aku tidak tahu, ke mana orang-orang itu pergi. Segeralah kejar mereka, tentulah kamu dapat menyusul mereka." – Yos 2:4-5

Text Box: Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi TUHAN - Ams 12:22aTidak dapat dipungkiri bahwa Rahab berbohong kepada utusan raja Yerikho untuk melindungi para pengintai tersebut. Perkataan Rahab ini sering menjadi kontroversi. Di satu sisi Rahab mempunyai tugas untuk melindungi nyawa para pengintai tersebut, di sisi lain berkata tidak jujur adalah sebuah dosa.

Apakah kebohongan Rahab dibenarkan karena ia melindungi nyawa orang lain? Jika demikian, apakah kita boleh memiliki prinsip “Yang penting hasilnya, tidak peduli caranya?”

Prinsip #1 Bohong Adalah Dosa.

Banyak ayat dalam Alkitab, baik perjanjian lama maupun baru yang melarang kita untuk berbohong (Kel 20:16; Luk 18:20; Yoh 8:44; Ef 4:25).

Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya. – Ams 12:22

Prinsip #2 Tuhan Maha Kuasa

Tuhan dapat saja melindungi para pengintai walupun Rahab berkata jujur. Sadrakh, Mesakh dan Abednego mendapat perlindungan Tuhan dari nyala api setelah mereka menolak menyembah berhala (Dan 3).

Prinsip #3 Selalu Ada Jalan Keluar

Jika kita ada dalam situasi dimana konflik antara prinsip-prinsip Alkitab, pasti ada jalan keluar yang memungkinkan kita tidak melanggar prinsip-prinsip itu.

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. – I Kor 10:13

Jadi seharusnya Rahab tidak perlu berbohong, seharusnya Rahab mengandalkan Tuhan dan berkata sejujurnya.

Iman Rahab

Alkitab menghormati Rahab bukan karena kebohongannya, namun karena imannya. Dalam kitab Ibrani, Rahab dihormati karena menerima para pengintai dengan baik (Ibr 11:31), dalam kitab Yakobus Rahab dihormati karena perbuatannya menyembunyikan para pengintai (Yak 2:25). Jadi Rahab dihormati bukan karena kebohongannya, melainkan karena imannya. Rahab selamat dari serangan orang Israel, walaupun ia berbohong. Iman seperti apakah yang dimiliki Rahab?

Tetapi sebelum kedua orang itu tidur, naiklah perempuan itu mendapatkan mereka di atas sotoh dan berkata kepada orang-orang itu: "Aku tahu..” – Yos 2:8-9a

Perhatikan bahwa Rahab berkata “Aku tahu…” Hal ini menunjukkan keyakinannya terhadap hal-hal berikut.

#1 Keyakinan Akan Tujuan Allah

Salah satu tujuan lain bangsa Israel keluar dari Mesir adalah untuk membuat bangsa-bangsa lain menghormati Israel dan Allahnya (Kel 15:14-17, Ul 2:25).

"Aku tahu, bahwa TUHAN telah memberikan negeri ini kepada kamu” – Yos 2:9

Rahab adalah satu-satunya orang Yerikho yang mengerti akan hal ini. Jadi dengan penuh iman Rahab mengambil tindakan untuk berpihak kepada Tuhan.

#2 Keyakinan Akan Kuasa Allah

Sebab kami mendengar, bahwa TUHAN telah mengeringkan air Laut Teberau di depan kamu, ketika kamu berjalan keluar dari Mesir, dan apa yang kamu lakukan kepada kedua raja orang Amori yang di seberang sungai Yordan itu, yakni kepada Sihon dan Og, yang telah kamu tumpas. – Yos 2:10

Ternyata orang Yerikho sudah mendengar kabar mengenai bangsa Israel dan Allahnya orang Israel yang maha kuasa. Bahkan Rahab menyebut bahwa orang Israel “menumpas habis Sihon dan Og”. Hal ini sangat menggemparkan penduduk Yerikho.

bahwa kengerian terhadap kamu telah menghinggapi kami dan segala penduduk negeri ini gemetar menghadapi kamu. – Yos 2:9b

Ketika kami mendengar itu, tawarlah hati kami dan jatuhlah semangat setiap orang menghadapi kamu. – Yos 2:11a

#3 Keyakinan Akan Kedaulatan Allah

Sebab TUHAN, Allahmu, ialah Allah di langit di atas dan di bumi di bawah. – Yos 2:11b

Sungguh sangat luar biasa mendengar kata-kata tersebut muncul dari seorang wanita penyembah berhala. Perhatikan bahwa Rahab menyebut Tuhan dengan namanya: TUHAN (YHWH).

#4 Keyakinan Akan Belas Kasihan Allah

Maka sekarang, bersumpahlah kiranya demi TUHAN, bahwa karena aku telah berlaku ramah terhadapmu, kamu juga akan berlaku ramah terhadap kaum keluargaku; dan berikanlah kepadaku suatu tanda yang dapat dipercaya, bahwa kamu akan membiarkan hidup ayah dan ibuku, saudara-saudaraku yang laki-laki dan yang perempuan dan semua orang-orang mereka dan bahwa kamu akan menyelamatkan nyawa kami dari maut." – Yos 2:12-13

Iman yang benar tidak berhenti pada keyakinan akan adanya Allah yang maha kuasa saja, tetapi dilanjutkan dengan mencari cara agar dapat berkenan kepada Allah tersebut dan berlindung dalam belas kasihanNya.

Iman Yang Menyelamatkan

Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik. – Ibr 11:31

Saat membaca cerita mengenai Rahab dalam Yosua pasal yang kedua, kita melihat bagaimana ditengah-tengah bangsa yang tidak percaya kepada Tuhan, Rahab bisa memiliki iman yang luar biasa. Dalam Yosua pasal 2, ayat 9-13 Rahab menggunakan kata “Kami” untuk menggambarkan situasi penduduk Yerikho, namun Rahab menggunakan kata “Aku” untuk menunjukkan imannya kepada Tuhan. Karena imannya, Rahab mengalami belas kasihan Allah. Tidak seperti penduduk Yerikho yang lain yang walaupun telah mendengar tentang kuasa AllahNya orang Israel dan merasa ketakutan, mereka tidak datang untuk bertobat dan mencari perlindungan kepada Allah.

Walaupun demikian Rahab bukanlah orang Israel jadi tidak mendapat bagian dalam perjanjian antara Allah dengan orang Israel. Demikian pula dengan kita.

Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia, -- bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. – Ef 2:11-12

Sebelum kita diselamatkan, kita sama seperti Rahab. Kita bukan keturunan orang Israel dan tidak layak untuk mendapatkan keselamatan. Tetapi sekarang kasih karunia itu sudah kita terima ketika kita percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, kita seharunya senantiasa mengucap syukur atas keselamatan kita.

Karena dahulu kita juga hidup dalam kejahilan: tidak taat, sesat, menjadi hamba berbagai-bagai nafsu dan keinginan, hidup dalam kejahatan dan kedengkian, keji, saling membenci. Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkan-Nya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juruselamat kita, supaya kita, sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karunia-Nya, berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita. – Tit 3:3-7

Kita seperti Rahab, sebenarnya tidak layak untuk mendapatkan keselamatan, tetapi lewat iman, kita menerima kasih karunia dari Tuhan.

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. – Ef 2:8-9

Penginjilan Rahab

Injil artinya “kabar baik” dan Rahab sudah menerima kabar baik itu, tetapi Rahab tidak berpikir hanya untuk dirinya sendiri. Rahab dapat saja melarikan diri dari Yerikho bersama dengan para pengintai itu, tetapi Rahab malah tinggal beberapa saat lagi di Yerikho supaya ia dapat menyelamatkan keluarganya.

Maka sekarang, bersumpahlah kiranya demi TUHAN, bahwa karena aku telah berlaku ramah terhadapmu, kamu juga akan berlaku ramah terhadap kaum keluargaku; dan berikanlah kepadaku suatu tanda yang dapat dipercaya, bahwa kamu akan membiarkan hidup ayah dan ibuku, saudara-saudaraku yang laki-laki dan yang perempuan dan semua orang-orang mereka dan bahwa kamu akan menyelamatkan nyawa kami dari maut." – Yos 2:12-13

Luar biasa iman yang dimiliki oleh Rahab! Tidak hanya orang tua dan saudara-saudaranya, tetapi Rahab juga memikirkan nasib “semua orang-orang mereka.” Para pengintai itu kemudian memberikan jaminan keselamatan kepada Rahab dan seluruh keluarganya.

Lalu jawab kedua orang itu kepadanya: "Nyawa kamilah jaminan bagi kamu, asal jangan kaukabarkan perkara kami ini; apabila TUHAN nanti memberikan negeri ini kepada kami, maka kami akan menunjukkan terima kasih dan setia kami kepadamu." – Yos 2:14

Kemudian para pengintai itu memberikan tiga syarat kepada Rahab supaya keluarganya dapat selamat. Jika Rahab melanggar ketentuan tersebut maka kedua pengintai tersebut akan dibebaskan dari sumpah mereka (Yos 2:17).

Syarat #1 Tali Benang Kirmizi

Sesungguhnya, apabila kami memasuki negeri ini, haruslah tali dari benang kirmizi ini kauikatkan pada jendela tempat engkau menurunkan kami – Yos 2:18a

Tali benang kirmizi yang, adalah sebuah tanda yang akan membedakan Rahab dari penduduk Yerikho yang lain. Menarik untuk dicatat bahwa warna benang Kirmizi adalah merah bahkan Yesaya menyamakan warna Kirmizi seperti darah!

Marilah, baiklah kita berperkara! --firman TUHAN--Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju. – Yes 1:18a

Tanda merah pada jendela rumah Rahab mengingatkan kita pada tanda darah anak domba pada palang pintu orang Israel ketika mereka masih menjadi budak di Mesir. Setiap orang Israel yang memiliki tanda tersebut pada palang pintunya tidak akan tekena tulah yaitu matinya anak sulung mereka.

Seperti ketika bangsa Israel selamat karena tanda darah anak domba, demikian pula dengan Rahab, tanda merah tersebut akan menyelamatkan Rahab dan seisi rumahnya pada saat orang Israel menghancurkan kota Yerikho. Kita sebagai orang percaya juga selamat karena tanda merah, tetapi bukan merah darah anak binatang atau merah benang kirmizi melainkan merahnya darah Yesus yang tercurah di kayu salib.

Dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya – Why 1:5

Syarat #2 Tetap Di Dalam Rumah

Dan ayahmu serta ibumu, saudara-saudaramu serta seluruh kaum keluargamu kaukumpulkan di rumahmu. Setiap orang yang keluar nanti dari pintu rumahmu, harus sendiri menanggung akibatnya, kalau darahnya tertumpah, dan kami tidak bersalah; tetapi siapapun juga yang ada di dalam rumahmu, jika ada orang yang menciderainya, kamilah yang menanggung akibat pertumpahan darahnya. - Yos 2:18-19

Seperti perintah Tuhan kepada orang Israel ketika mereka masih di Mesir, tidak seorangpun boleh keluar dari rumah pada saat tulah berlangsung.

Kemudian kamu harus mengambil seikat hisop dan mencelupkannya dalam darah yang ada dalam sebuah pasu, dan darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorangpun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi. – Kel 12:22

Dalam kedua peristiwa ini, iman mereka kepada Tuhan harus dibuktikan lewat tindakan mereka dengan taat kepada perintah Tuhan. Pada saat mereka keluar dari rumah maka mereka tidak lagi dilindungi dengan tanda darah atau tanda kirmizi. Konsekuensi ketidaktaatan adalah maut!

Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. – Yoh 15:6

Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak. – 2 Yoh 1:9

Kasih Karunia Allah Dan Iman Orang Percaya

Cerita Rahab menunjukkan ekspresi Kasih Karunia Allah bahkan kepada orang yang tidak mengenal Allah. Yohanes menulis bahwa Allah mengasihi seluruh dunia ini.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal. – Yoh 3:16a

Rasul Paulus menuliskan fakta bahwa semua manusia dalam kondisi berdosa.

Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. – Rom 3:23-24

Kasih karunia Allah begitu luar biasa sehingga bukan dosa kita saja yang diampuni tetapi dosa seluruh dunia!

Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. – 1 Yoh 2:2

Yesus bahkan rela mati menebus dosa kita pada saat kita masih berdosa.

Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. – Rom 5:7-8

Masih banyak lagi bukti dalam alkitab mengenai besarnya kasih karunia Allah yang diberikan kepada seluruh manusia secara cuma-cuma.

Namun hal ini tidak berarti semua orang akan diselamatkan. Allah sangat menghargai kehendak bebas manusia. Untuk bisa menerima keselamatan yang sudah disediakan itu yang harus dilakukan oleh manusia adalah percaya!

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. – Yoh 3:16

Jika kasih karunia adalah bagian Allah, maka iman adalah bagian kita.

Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah – Ibr 11:6a

Lahir Baru

Untuk diselamatkan langkah pertama adalah membuat pengakuan iman.

Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. – Rom 10:9-10

Lewat proses inilah seseorang mengalami LAHIR BARU. Seseorang tidak bisa masuk dalam keselamatan tanpa melalui tahap ini. Seseorang tidak bisa otomatis selamat hanya karena lahir dalam keluarga Kristen. Seseorang juga tidak bisa otomatis selamat hanya karena menikah dengan orang Kristen. Seseorang tidak bisa otomatis selamat hanya karena sudah bertahun-tahun menjadi anggota gereja. Seperti Rahab yang dengan imannya mengakui Tuhan, demikian juga kita harus membuat pengakuan kepada Yesus, maka darahNya menjadi tanda penebusan kita.

Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya – Ef 1:7

Langkah kedua adalah hidup sesuai dengan iman kita.

Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari pada-Nya. – 1 Yoh 2:29

Tanda orang yang sudah lahir baru dan menerima keselamatan adalah berbuat kebenaran. Kita selamat bukan karena apa yang kita lakukan, tetapi karena apa yang kita percaya. Dilain pihak kita tidak bisa hanya percaya di mulut saja atau dalam hati saja, tetapi tidak terlihat tindakannya. Apa saja ciri-ciri orang yang memiliki iman yang sejati?

Tanda #1 Melakukan Yang Tidak Lazim

Yakobus membahas mengenai hal ini ketika ia menulis tentang Rahab. Karena imannya, Rahab bersedia mengambil resiko menjadi pengkhianat bangsanya sendiri.

Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman. Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain? Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati. – Yak 2:24-26

Kita tidak diselamatkan oleh karena perbuatan baik, kita diselamatkan agar bisa melakukan perbuatan baik!

Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. – Ef 2:10

Tanda #2 Perkataan Iman Yang Teguh

Rahab adalah seorang perempuan berdosa dan berasal dari bangsa penyembah berhala. Tetapi Rahab tidak pernah ragu kepada siapa ia harus menyerahkan hidupnya. Bahkan Rahab tidak pernah merasa malu untuk mengakui Tuhan.

Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga." – Mat 10:32-33

Tanda #3 Belas Kasihan Kepada Orang Lain

Rahab tidak hanya berpikir untuk dirinya sendiri, ia juga ingin agar keluarganya diselamatkan. Demikian juga orang yang sudah mengalami kelahiran kembali, pasti timbul belas kasihan kepada jiwa-jiwa yang belum diselamatkan.

Tanda #4 Komitmen Dan Perubahan

Segera sesudah para pengintai pergi, Rahab memasang tali merah kirmizi di jendelanya (Yos 2:21). Langkah iman ini menunjukkan kepada kita bahwa Rahab memiliki komitmen untuk percaya kepada Tuhan. Dalam Yosua 6:22-23 terbukti bahwa Rahab melakukan apa yang diperintahkan oleh pengintai-pengintai itu sehingga ia dan seluruh kaum keluarganya selamat.

Ciri orang yang sudah lahir baru adalah komitmen kepada Kristus dan perubahan pola hidup sesuai dengan firman Tuhan.

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. – 2 Kor 5:17

Kesimpulan

Apakah kita sudah memiliki iman yang sejati kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat kita? Jika sudah, maka kita jangan berhenti kepada iman keselamatan. Sebagai orang yang sudah diselamatkan, tentunya kita juga ingin agar keluarga dan orang-orang yang ada disekitar kita untuk juga mengalami keselamatan. Seperti Rahab, mari kita mulai bertindak agar iman yang kita miliki juga berdampak kepada orang lain dan akhirnya membawa mereka juga mengalami keselamatan.

No comments:

Post a Comment